Sabtu, 21 Januari 2012

UJUNGBERUNG, Riwayatmu Doeloe, (dari sebuah wilayah menjadi sebuah kota kecamatan)

Seperti juga "Bengawan Solo", Ujungberung sejak doeloe telah menjadi perhatian insani. Namun, ending-nya yang berbeda. Bengawan Solo, dari sebuah mata air di hulu sungai yang kecil, terus mengalir menjadi besar, akhirnya bermuara ke wilayah lautan yang lebih luas. Ujungberung? Dari sebuah wilayah yang sangat luas, berakhir menjadi salah satu kota kecamatan di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Berbanding terbalik. Padahal, baheula Kota Bandung ada di wilayah Ujungberung. Sungguh ironis.
Hampir semua penulis tentang sejarah Bandung, tidak pernah menyinggung tentang Ujungberung. Tulisan yang ada hanya keterangan kecil dari buku "Bandung Tempo Doeloe" yang ditulis Haryoto Kunto, bahwa Kota Bandung disebut juga "West Oedjoengbroeng". Bayangkan, Kota Bandung hanya ada di bagian barat dari wilayah Ujungberung, yang kemudian dikenal dengan sebutan District Oedjoengbroeng Koelon
Mengapa semua enggan atau kurang peduli tentang penulisan wilayah ini?
Barangkali mereka terlalu silau dengan kementerengan nama Kota Bandung, sehingga melupakan akar sejarah yang sesungguhnya. Atau memang arsip-arsip apa saja tentang perkembangan wilayah ini sangat terbatas, sehingga orang kesulitan untuk melacak sejarah perkembangan wilayah tersebut. Padahal, perkembangan Kota Bandung, relatif praktis tidak terlepas dari sejarah perjalanan perkembangan wilayah Ujungberung.
Seberapa luas sebenarnya wilayah Ujungberung itu?
Tidak ada yang tahu dengan pasti seberapa luas sebenarnya wilayah Ujungberung di awal perkembangannya. Karena, diperkirakan wilayah Ujungberung sudah ada sejak pertengahan abad ke 6, dan telah dijadikan batas wilayah antara Kerajaan Sunda dan Kendan.
Setelah Jalan Raya Pos, yang melewati Ujungberung, dibuat tahun 1811, baru ada peta yang cukup akurat mengenai batas-batas suatu wilayah di Priangan. Dimana dalam peta tersebut tercantum bahwa batas wilayah Ujungberung paling barat adalah Sungai Cibeureum (Cimahi), ke timur Sungai Cibeusi (Cileunyi), ke utara rangkaian gunung, dari G. Tangkubanparahu-Bukittunggul-hingga Manglayang, ke selatan berbatasan dengan Sungai Citarum. 
Bila kita perkirakan, luas wilayah Ujungberung pada saat itu kira-kira 43.000 ha lebih (dimana Kota Bandung yang statusnya masih kampung berada di tengah-tengahnya), atau + 1/6 luas wilayah Kabupaten Bandung. Wilayah tersebut beribukota di Ujungberung (Cipaganti sekarang). 
Pada waktu itu, berdasarkan letak geografis wilayah, Pemerintah Hindia Belanda, membagi wilayah Ujungberung menjadi 2 bagian. Sebelah utara Jalan Raya Pos, yang terdiri dari pegunungan, disebut Oedjoengbroeng Kaler. Sedangkan, sebelah selatan Jalan Raya Pos, merupakan rawa raksasa Gegerhanjuang, disebut Oedjoengbroeng Kidoel.
Setelah Raffles memperkenalkan sistem pemerintahan distrik, wilayah Ujungberung pun terbagi menjadi 2 distrik (dimana Kabupaten Bandung waktu itu terbagi menjadi 16 distrik), yakni District Oedjoengbroeng Koelon dengan District Oedjoengbroeng Wetan, dengan batas S. Cibeunying.  Ibukota Distrik Ujungberung Kulon 'diganti' menjadi Cipaganti, sedangkan Distrik Ujungberung Wetan beribukota di Ujungberung (di Nyublek, sekitar belokan Cikadut arah ke Sukamiskin). Baru menjelang pertengahan abad ke -19, ibukota Distrik Ujungberung Wetan dipindahkan ke sekitar Alun-alun Ujungberung sekarang.
Hingga akhir abad ke-19, nama Ujungberung terpampang jelas di peta-peta lama yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ini dikarenakan, Ujungberung telah menjadi salah satu wilayah pusat pengembangan perkebunan kopi dan kina di wilayah Priangan. Tentunya, menjadi tambang emas bagi pemerintah kolonial.



Pada Peta Priangan tahun 1857, Distrik Ujungbrung telah terbagi menjadi beberapa onderdistrict of troep (setingkat kecamatan). Distrik Ujungbrung Kulon dibagi menjadi 10 kecamatan; Tjiraten, Tjibeunying, Tjipaganti, Geger Kalong, Tjibeureum, Baloeboer, Tjibangkong, Bodjong Asi, Bodjong Patjing, dan Boeah Batoe. Sedangkan Distrik Ujungbrung Wetan terbagi menjadi 8 onderditrict of troep, yakni Tjiparoengpeong, Oedjoengbroeng, Binong, Tjisaranten, Tjitjaheum, Tjibiroe, Boeah Batoe, dan Lengkong.

Namun, setelah abad ke-20, peran Ujungberung mulai berkurang, dan nama Ujungberung mulai meredup pada peta-peta yang dibuat oleh pemerintah kolonial. Ada beberapa penyebab, diantaranya :
1. Pemerintah Hindia Belanda lebih memunculkan nama Gemeente Bandung sehubungan dengan usaha pengembangan kota oleh pemerintah kolonial dengan dikeluarkannya bertutur-turut Staatsblad 1901, No 327-1 September 1901, Staatsblad 1906, No 121 - 21 Pebruari 1906, Staatsblad 1913, No 60 - 7 Mei 1913, Staatsblad 1929, No 258 - 5 Januari 1929, tentang pemekaran wilayah Bandung.  Maka, dengan itu menghapus nama Distrik Ujungberung Kulon dalam peta, karena sebagian wilayahnya masuk ke dalam wilayah Kotapraja Bandung.
2. Selesainya pembangunan jalur kereta api Batavia-Surabaya, yang tidak melewati pusat pemerintahan Ujungberung, sehingga di beberapa peta lebih memunculkan nama Cicalengka sesudah Bandung, sebagai jalur kereta api ke arah timur. Karena, di kedua tempat tersebut terdapat stasiun kereta penumpang. Sedangkan, di wilayah Ujungberung hanya sebuah stasiun pemberhentian sementara untuk mengangkut  hasil perkebunan (kina dan kopi) dari wilayah utara perbukitan Ujungberung.
3. Hampir tidak adanya pejabat pribumi atau pun bangsa Belanda yang menetap di pusat pemerintahan Ujungberung. Sesudah masa tugas habis, mereka pun meninggalkan Ujungberung. Keluarga pejabat pribumi yang ada dan menetap hingga kini hanya setingkat wedana, yakni keluarga  R. Raksamanggala yang menjabat sebagai Wedana Ujungberung Wetan pada pertengahan abad ke -19.  Bandingkan dengan Cicalengka. Di tempat tersebut, sampai saat ini tinggal beberapa keluarga terkemuka di Bandung saat itu. Termasuk beberapa keluarga Patih Bandung. Bahkan, R. Raksamanggala sendiri sebelum menjabat Wedana Ujungberung Wetan, pernah tinggal di Cicalengka. Sehingga akan mudah mencari arsip tentang Cicalengka dibanding Ujungberung hingga saat ini.
Pengkerdilan Ujungberung pun berlanjut setelah masa kemerdekaan, dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (bisluit) Wali Negara Pasunan 1949, dengan menggeser batas wilayah Ujungberung dari Sungai Cibeunying ke Sungai Padasuka. Lepas pertengahan tahun 60-an, batas wilayah Ujungberungpun bergeser kembali hingga Jamaras-Cikadut.
Klimaknya terjadi dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah no 16 tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya daerah Tk II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tk II Bandung. Maka, lenyaplah Ujungberung sebagai sebuah wilayah, menjadi sebuah kota kecamatan yang masuk ke dalam wilayah Kotamadya Bandung. Lewat Peraturan Pemerintah Kota Bandung tahun 2006, kini wilayah Kecamatan Ujungberung semakin menyempit lagi dengan hanya memiliki 5 kelurahan (Cigending, Pasirendah, Pasirwangi, Pasirjati, dan Pasanggrahan) saja.
Sungguh ironis, dari sebuah wilayah yang sempat menyita banyak perhatian di awal perkembangannya (dimana Kota Bandung berada di dalamnya), Ujungberung kini berubah menjadi sebuah kota kecamatan yang berada di wilayah Kota Bandung. Berbanding terbalik, dimana Kota Bandung dari hanya sebuah kampung kecil (sejak ditemukan oleh Julien da Silva tahun 1641), menjadi sebuah wilayah yang sangat luas; mencakup Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (yang sebagian wilayahnya dulu adalah wilayah Distrik Ujungberung Kulon).

Bah Kuncen
e-mail : sumiartoanto@yahoo.co.id

30 komentar:

  1. sayang informasinya tidak mendetail, padahal saya ingin mengetahui tentang keluarga rd wiramihardja bin kh,rd anhar dari ujung berung ...adakah terkait dengan sejarah ujung berung.., terimakasih

    BalasHapus
  2. Informasi yang anda berikan sangat sedikit untuk saya gali. Yang saya miliki keluarga bangsawan yang pernah menetap di Ujungberung adalah generasi pertama dan ke-dua dari wedana, penghulu dan camat Ujungberung. Sampai saat ini keluarga tersebut yang masih tinggal di ujungberung untuk keluarga wedana, ada keluarga R, Raksamanggala yang menjabat wedana Ujungberung tahun 1850-1882, yang selanjutnya digantikan oleh putranya R.Kartadiradja yang tinggal di sekitar Kampung Cirengot, Keluarga R, Mukisan kakek dari R.H. M. Djarkasih (penghulu) yang tinggal di Kaum Kulon. R.H. Aspia (penghulu) yang kini tinggal di Kampung Wareng dan Cibiru, serta R. Poerawinata putra R. Hasantapoera yang pernah menjabat camat tahun 1937 kini tinggal di Kampung Nagrog. Namun, kita coba telusuri, tapi yang lebih membantu bila bisa memberikan data silsilah keturunan pertama yang tinggal di Ujungberung. Dari catatan nama-nama wedana yang saya punya yang pernah tinggal di Ujungberung, tidak terdapat nama R. Wiramihardja.

    BalasHapus
  3. izin pakai untuk referensi tulisan ya, kang

    BalasHapus
  4. Maaf Kang saya mau tanya, kebetulan kakek Ibu saya katanya seorang wedana Ujung berung Rd.Rg Sastradiredja (meninggal 1930 bermakam di Karang anyar) apabila melihat dari nama R. Kartadiredja Apakah berhubungan, ? karena kakek saya alm tinggal di Ujung berung dgn warisan tanah yg cukup luas di Ujung berung dl...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dari data yang ada di memo saya, tidak ada nama wedana Ujungberung sejak tahun 1882 s/d 1942 nama R. Rangga Sastradireja ada juga R. Kandoeroean Sastranagara yang menjabat Wedana Ujungberung tahun 1928 s/d 1935. Rangga bukan nama, tetapi gelar seperti Mas, kanduruan, aria, adipati, demang dll, yang bisa berubah. Menrut besluit pengangkatan wedana, R. Rangga Kartadiraja (1882-1887)adalah putra dari R. Raksamanggala wedana Ujungberung Wetan (1982), yang keluargaanya masih ada di Cirengot.

      Hapus
  5. Saya keturunan dari H. Wahab alias abdul wahab alias wahab wangsaatmadja, H. Wahab cuman punya dua anak yaitu wangsayuda dan Hj. Anisah
    Mesjid ujung berung dan pesantren kaum adalah milik H. Wahab, lalu H. Wahab pergi naik haji dan dititipkan kepada H. Mukisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya tiak memiliki catatan kepemilikan tanah. Hanya memang ada di memo saya tentang H. Wahab yang berputera Wangsaatmaja dan Hj. Anisah, dimana Hj. Anisah menikah dengan K.H.R.Achmad Dimyatie, putra dari K.H.R. Muchammad bin Alqo, pendiri pesantren Sukamiskin. Kebetulan sebenarnya saya teman kecil dari cucu R. Wangsa, seperti Dude, Yanto, Imas... ketika saya masih tinggal di Gang Samsi - Cicadas

      Hapus
  6. Saya keturunan dari H. Wahab alias abdul wahab alias wahab wangsaatmadja, H. Wahab cuman punya dua anak yaitu wangsayuda dan Hj. Anisah
    Mesjid ujung berung dan pesantren kaum adalah milik H. Wahab, lalu H. Wahab pergi naik haji dan dititipkan kepada H. Mukisan

    BalasHapus
  7. Sampurasun,tulisan yang bagus kang menurut saya tulisan akang sudah sedikit banyak membantu untuk referensi saya sebagai urang oejoengbroeng, tambihan deui we kang referensina,saya keturunan dari mama rd ganda atmaja dan rd enjum gandasasmita bin rd ahmad nur yassin... Sy berdomisili di kampung cigending, nuhun kang

    BalasHapus
  8. Kang dagun , abdi aya peryogi tiasa pendak.tlp abdi 087722378657 di padasuka bandung

    BalasHapus
  9. Kang mau tanya apakah dulu ada nama Pa jaja sama ki alwasim

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seingat saya itu tokoh seni Benjang... Abah Alwasim tinggal di Kampung telekdengkolok, sebagai pelopor lahirnya seni Benjang Helaran yang meninggal tahun 1948. Kalau Pak Jaja, kurang tahu, karena itu nama terlalu umum, sehingga banyak yang memiliki nama Jaja di ujungberung. Harus dijelaskan spesifikasi pekerjaannya

      Hapus
  10. salam kang ti serang, pun bapa ge kawit ti ujungberung di cigending, pun nini ge makamna aya di pongkor atanapi naonnya, wargi ge masih aya di sakitar ujung berung, akang di gang samsi nya, abdi ge kantos di gg kujang/kandaga teras ngalih gg samsi... salam kenal...

    BalasHapus
  11. Assalamualaikum Pa Anto, saya Resy dari SMP N 17 BDG, Kebetulan saya dan kelompok mendapat tugas wawancara camat kecamatan ujung berung tentang asal-usul pemberian nama ujung berung. Tapi, setelah saya dan kelompok pergi ke kecamatan, ternyata camat nya sibuk, lalu di wakili oleh pak asep uju sebagai seksi pemberdaya masyarakat, tapi saat saya tanya tentang asal-usul dan sejarahnya, Pak Asep pun tidak mengetahuinya, beliau hanya bilang bahwa ujung berung itu merupakan cikal bakal kota bandung, selebihnya Pak Asep menyarankan untuk bertanya ke Pak Anto sebagai sejarahwan ujung berung, kebetulan saya membaca blog Bapa. Jadi, saya ingin minta tolong kepada Bapak agar bersedia untuk menjawab beberapa pertanyaan dari saya dan kelompok.Saya sudah kirim email ke alamat yg Bapak tulis, tapi alamat email Bapak tidak di ditemukan. Mohon di bantu ya Pak, karena saya sangat membutuhkan info yg lebih dari Bapak.Terimakasih

    BalasHapus
  12. Assalamualaikum Pa Anto, saya Resy dari SMP N 17 BDG, Kebetulan saya dan kelompok mendapat tugas wawancara camat kecamatan ujung berung tentang asal-usul pemberian nama ujung berung. Tapi, setelah saya dan kelompok pergi ke kecamatan, ternyata camat nya sibuk, lalu di wakili oleh pak asep uju sebagai seksi pemberdaya masyarakat, tapi saat saya tanya tentang asal-usul dan sejarahnya, Pak Asep pun tidak mengetahuinya, beliau hanya bilang bahwa ujung berung itu merupakan cikal bakal kota bandung, selebihnya Pak Asep menyarankan untuk bertanya ke Pak Anto sebagai sejarahwan ujung berung, kebetulan saya membaca blog Bapa. Jadi, saya ingin minta tolong kepada Bapak agar bersedia untuk menjawab beberapa pertanyaan dari saya dan kelompok.Saya sudah kirim email ke alamat yg Bapak tulis, tapi alamat email Bapak tidak di ditemukan. Mohon di bantu ya Pak, karena saya sangat membutuhkan info yg lebih dari Bapak.Terimakasih

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum Pa Anto, saya Resy dari SMP N 17 BDG, Kebetulan saya dan kelompok mendapat tugas wawancara camat kecamatan ujung berung tentang asal-usul pemberian nama ujung berung. Tapi, setelah saya dan kelompok pergi ke kecamatan, ternyata camat nya sibuk, lalu di wakili oleh pak asep uju sebagai seksi pemberdaya masyarakat, tapi saat saya tanya tentang asal-usul dan sejarahnya, Pak Asep pun tidak mengetahuinya, beliau hanya bilang bahwa ujung berung itu merupakan cikal bakal kota bandung, selebihnya Pak Asep menyarankan untuk bertanya ke Pak Anto sebagai sejarahwan ujung berung, kebetulan saya membaca blog Bapa. Jadi, saya ingin minta tolong kepada Bapak agar bersedia untuk menjawab beberapa pertanyaan dari saya dan kelompok.Saya sudah kirim email ke alamat yg Bapak tulis, tapi alamat email Bapak tidak di ditemukan. Mohon di bantu ya Pak, karena saya sangat membutuhkan info yg lebih dari Bapak.Terimakasih

    BalasHapus
  14. Assalamu'alaikum. Kang hatur nuhun tiasa sharing perkawis sajarahna. Mun bade naros,pamo buku anu ngabahas ujung berung aya teu nya ? Saurna mah rada sesah palai milari. Hatur nuhun 😊

    BalasHapus
  15. Ayah saya memiliki diagram silsilah keturunan R.Raksamanggala. Hingga generasi terakhir. Tapi mungkin bukan untuk dipublikasikan. Kami salah satu turunannya yg masih tinggal di ujungberung kel. Cigending. Terimakasih karena masih ada yg peduli dgn sejarah Ujungberung.

    BalasHapus
  16. Ayah saya memiliki diagram silsilah keturunan R.Raksamanggala. Hingga generasi terakhir. Tapi mungkin bukan untuk dipublikasikan. Kami salah satu turunannya yg masih tinggal di ujungberung kel. Cigending. Terimakasih karena masih ada yg peduli dgn sejarah Ujungberung.

    BalasHapus
  17. Assamualaikum Kang Anto manawi terang sejarah tanah pasir jati ex desa pakemitan

    BalasHapus
  18. Assalamualaikum Kang Anto manawi terang sejarah tanah pasir jati ex desa pakemitan.Htr nhn

    BalasHapus
  19. Assalamualaikum Kang Anto manawi terang sejarah tanah pasir jati ex desa pakemitan.Htr nhn

    BalasHapus
  20. Ass. Abdi Rai Asep, dude , Yanto..
    Ameng dupi hoyong terang sadayana mah kabumi supados raoseun.
    Kaum Kaler

    RT.03/RW 04 Ujungberung bandung

    BalasHapus
  21. Ass,bade tumaros kang anto,upami thn1952,aya nu nami na nyimas empik + hasan dikarta Abdi salah sawios keturunan na kang,, haturnuhun

    BalasHapus
  22. Ass,bade tumaros kang anto,upami thn1952,aya nu nami na nyimas empik + hasan dikarta Abdi salah sawios keturunan na kang,, haturnuhun

    BalasHapus
  23. Ass,bade tumaros kang anto,upami thn1952,aya nu nami na nyimas empik + hasan dikarta Abdi salah sawios keturunan na kang,, haturnuhun

    BalasHapus
  24. Saya adalah ahli waris R. Gandaprawira, memiliki tanah di pakemitan, cipadung, semua tanah diambil pihak lain, tolong ,apakah ada yang pernah mendengar tentang R Gandaprawira di wilayah tsb diatas..? Hatur buhun.

    BalasHapus
  25. Custom titanium ring for men (made with titanium rings)
    Custom titanium titanium security ring for men (made with t fal titanium titanium rings). Custom titanium ring for men (made with titanium rings). Manufacture titanium rings of titanium gold titanium alloy ring. titanium bikes

    BalasHapus